Hujan semakin deras,
menambah kesedihan saja.
Aku masih berdiam diri di
dekat jendela ini, menatap butir- butir hujan yang masih enggan berhenti.
“apa yang tengah ia
lakukan disana?” ah, kenapa aku masih memikirkannya? Protes ku dalam hati.
Teman dekatku itu kini
sudah punya pacar, dan aku harus terbiasa dengan kondisi baru ini. aku harus
terbiasa tanpanya sekarang. Aku tau dia harus punya banyak waktu untuk
pacarnya.
Meski aku tak mau
sifatnya berubah, aku masih ingin dia menjadi teman dekatku, yang selalu ada
saat ku butuhkan, menghiburku, mengertiku. Tapi aku tak boleh egois. Dia berhak
mendapatkan kebahagiannya dan itu bukan bersama ku that’s reality!
Mungkin sekarang aku
harus menambah catatan baru, bahwa sekarang tiap harinya aku harus terbiasa
mendengar dia memuji-muji dirinya dan menceritakan hal menarik yang mereka
lalui bersama.
Apa dia tak peka? Aku
sama sekali tak ingin mendengar cerita-cerita yang membuat dada ku sesak itu.
Aku tak sanggup, dan akupun tak mau jika dia mengetahui kecemburuanku.
Drama sekali jika aku
harus pura-pura bahagia dalam kecemburuanku. Menyetujui hubungan mereka dalam
protesku. “Kenapa harus dia? kenapa kau masih menjadi php dalam hidupku? Kenapa
kau masih mendekati ku seperti tak ada apa-apa diantara kalian. Kenapa?” Aku
membatin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar