Sabtu, 14 Juni 2014

He is love her not me!

Hujan semakin deras, menambah kesedihan saja.
Aku masih berdiam diri di dekat jendela ini, menatap butir- butir hujan yang masih enggan berhenti.
“apa yang tengah ia lakukan disana?” ah, kenapa aku masih memikirkannya? Protes ku dalam hati.

Teman dekatku itu kini sudah punya pacar, dan aku harus terbiasa dengan kondisi baru ini. aku harus terbiasa tanpanya sekarang. Aku tau dia harus punya banyak waktu untuk pacarnya.

Meski aku tak mau sifatnya berubah, aku masih ingin dia menjadi teman dekatku, yang selalu ada saat ku butuhkan, menghiburku, mengertiku. Tapi aku tak boleh egois. Dia berhak mendapatkan kebahagiannya dan itu bukan bersama ku that’s reality!

Mungkin sekarang aku harus menambah catatan baru, bahwa sekarang tiap harinya aku harus terbiasa mendengar dia memuji-muji dirinya dan menceritakan hal menarik yang mereka lalui bersama.
Apa dia tak peka? Aku sama sekali tak ingin mendengar cerita-cerita yang membuat dada ku sesak itu. Aku tak sanggup, dan akupun tak mau jika dia mengetahui kecemburuanku. 


Drama sekali jika aku harus pura-pura bahagia dalam kecemburuanku. Menyetujui hubungan mereka dalam protesku. “Kenapa harus dia? kenapa kau masih menjadi php dalam hidupku? Kenapa kau masih mendekati ku seperti tak ada apa-apa diantara kalian. Kenapa?” Aku membatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar