Adakah aku dalam benak yang tak bisa ku tebak
maksudnya? Setidaknya namaku hadir disela cabang-cabang fikiran yang menjalar
luas tak tentu arah.
Adakah
benar bayangku yang selalu terlintas diantara sekian ribu orang yang dikenal?
Menyapa
asa dalam hiruk pikuknya suasana rumit tercipta. Kabur.... yang terlihat hanya
kelabu, tak ku kenali lagi sosok yang dulu disini. Yang jelas,
aku masih teringat genggaman erat tangannya membawa desiran, menciptakan sepercik rasa pengingat semua kenangan tersisa.
aku masih teringat genggaman erat tangannya membawa desiran, menciptakan sepercik rasa pengingat semua kenangan tersisa.
Mengapakah aku terbawa
nelangsang? Sehingga sunyi hati dalam sabar tak merubah apa-apa, sedang
bayangmu semakin menyiksa.
Adakah aku disana? Pada fikiran-fikiranmu yang tak
mampu ku jamah. Adakah aku disana? Pada hati mu yang tak mampu ku tela’ah.
Adakah
aku disana... gersang hatimu menyumbang tandus bagiku, adakah aku disana?
Berteman bayang-bayang semu ku
rangkai kata. Puing-puing rasa melayang di udara terhempas begitu saja... karena
hadirnya, ciptakan senyum terpaksa.
Sementara langkahmu semakin
hilang.. lambaian tangan yang kuharapkan tak pernah nyata ketika tangan mu
menggenggam jemari dirinya..
tak adakah kisah lain untuknya? Sehingga kisah
kita harus terhalang bayangnya?
Sunyi senyap... dalam pahit
terasa ku telan kecewa. Berjalan tegar, tak gentar bak seorang pejuang
bersemangat baja, yang seolah aku kuat Melawan terpaan yang menggoyahkan
kekokohan riang hatiku, meski nyatanya kian hancur lebur jiwa dan rasaku mati.
Sakit menyeruak membabi buta, dan perih sangat!....
Memalingkan wajah dan Tak berani
lagi ku menoleh ke arah banyanganmu. Biarkan ku terima bahwa tak ada lagi aku
disana... tak akan ada butiran semangat yang karenacku lagi... tak akan ada
lagi di hati pemilik langkah itu,
langkahmu... langkah yang samakin menjauh menggapai jemari dirinya entah kemana...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar