PENGARUH
FAKTOR BIOTIK PADA EKOSISTEM DARAT
Oleh
Kelompok
1
ANDRIANSYAH DIES
ILHAM
ARIYAN ADERIA PERTIWI DINA
NOVSIANI
ARMAN RIZAL GUNAWAN ELLY
ERNA JULIANTI
ATIKA ENDANG
SRI WAHYUNI
ATIKATUN HULWANI FARIZAH
YULIANTI
BAIQ MELSANDY ICTHIARI GEVI YOMA ARLINI
CHARISMA PERMADI ZULMI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS
MATARAM
2015
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT kami ucapkan atas
kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
penelitian biologi dasar yang berjudul “PENGARUH
FAKTOR BIOTIK PADA EKOSISTEM DARAT ” tepat
pada waktunya. Tidak lupa pula sholawat serta salam kami sampaikan kepada
junjungan alam kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah memberi pedoman
Al-Qur’an dan sunnah kepada kita semua untuk keselamatan di dunia ini.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih
yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan laporan
ini. Kami
menyadari bahwa laporan
ini masih banyak kekurangannya. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ilmu,
wawasan dan pengetahuan yang kami miliki. Namun dengan keyakinan dan berkat
bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, Akhirnya laporan ini dapat kami
selesaikan.
Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada
para pembaca dan bagi kami sendiri.
Mataram, 30
Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
KATA
PENGANTAR ii
DAFTAR
ISI iii
BAB
I PENDAHULUAN
1
1.1.
Latar Belakang 1
1.2.
Rumusan Masalah 2
1.3.
Tujuan
2
BAB II METODOLOGI
PENELITIAN 3
2.1.Lokasi
dan waktu penelitian 3
2.2.Alat
dan bahan 3
2.3.Cara
kerja 3
2.4.Rumus
4
BAB
III HASIL DAN PEMBAHASAN 10
3.1.
Hasil 10
3.2.
Pembahasan 15
BAB IV PENUTUP
20
4.1. Kesimpulan 20
4.2. Saran 20
DAFTAR
PUSTAKA 21
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
LATAR
BELAKANG
Di dalam
lingkungan terjadi interaksi kisaran yang luas dan kompleks. Ekologi merupakan
cabang ilmu biologi yang menggabungkan pendekatan hipotesis deduktif, yang
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari
fenomena-fenomena ekologis.
Ekologi mempunyai tingkatan pengkajian yaitu unsure biotik dan abiotik.
Lingkungan meliputi komponen abiotik seperti suhu, udara, cahaya, dan nutrient
yang juga penting pengaruhnya kepada organisme adalah komponen biotik yakni
semua organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu.
Ekosistem adalah suatu sistem
ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
lingkungannya dan antara komponen-komponen tersebut terjadi pengambilan dan
perpindahan energi, daur materi, dan produktivitas.
Satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau
komunitas. Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci, seekor serigala,
atau individu yang lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada
tempat tertentu akan membentuk Populasi. Contoh : di padang rumput hidup
sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota populasi dapat
mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi (emigrasi dan
imigrasi) sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang
hidup di suatu daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi.
Contoh: di suatu padang rumput terjadi saling interaksi antar populasi rumput,
populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap individu, populasi dan komunitas
menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat.
Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Antara
faktor biotik dan abiotik selalu mengadakan interaksi, hal inilah yang
merupakan salah satu penyebab perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat
disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan manusia.
1.2.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
saja jenis organisme (tumbuhan dan hewan) pada ekosistem darat?
2. Bagaimana
cara mengukur karakteristik struktur komunitas dalam suatu ekosistem secara
kualitatif dan kuantitatif kepadatan/kerapatan berdasarkan metode pengukuran
tertentu.
1.3.
TUJUAN
1. Mengetahui
jenis organisme (tumbuhan dan hewan )pada ekosistem darat
2. Mengukur karakteristik struktur komunitas dalam suatu
ekosistem secara kualitatif dan kuantitatif kepadatan/kerapatan berdasarkan
metode pengukuran tertentu.
BAB
II
METODOLOGI
PENELITIAN
2.1.
LOKASI
DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi :
Hutan Teknik
Waktu penelitian : Rabu, 30 Desember 2015
(Pukul 11.20-13.50)
2.2.
ALAT
DAN BAHAN
1.
Kuadrat atau tali rapia
2.
Meteran
3.
Pasak (kayu)
4.
Stopwatch
5.
Cutter
6.
Camera handphone
7.
Alat tulis
2.3.
CARA
KERJA
1. Memilih
suatu ekosistem di lingkungan, pada percobaan ini menggunakan lokasi hutan
teknik.
2. Menyiapkan
alat dan bahan.
3. Membuat
plot pengamatan dengan metode kuadrat (membuat kuadrat ukuran 3 x 3 meter
dengan tali rapia pada lokasi yang telah ditentukan.
4. Melakukan
pengamatan faktor biotik pada kuadrat tersebut.
5. Mencatat
semua organisme (hewan dan tumbuhan) yang ditemukan pada kuadrat tersebut.
6. Mengulangi
kegiatan tersebut sebanyak 2 kali untuk mendapatkan data yang signifikan.
2.4.
RUMUS
Rumus
Kerapatan Populasi
1.
Lokasi I
a.
Jam ke- I
·
Tumbuhan
Diketahui :
Jumlah populasi = 4
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
4
=
= 1.333,33
· Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan :
KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
b.
Jam ke-II
·
Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 4
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
4
=
= 1.333,33
c.
Jam ke-III
·
Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 5
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
5
=
= 1.666,67
2.
Lokasi II
a. Jam
ke- I
·
Tumbuhan
Diketahui :
Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
· Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan :
KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
b. Jam
ke-II
·
Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
c.
Jam ke-III
·
Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
3.
Lokasi III
a. Jam
ke- I
·
Tumbuhan
Diketahui :
Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
· Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 8
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan :
KP =
X
=
x
8
=
= 2.666,67
b. Jam
ke-II
·
Hewan
Diketahui : Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
5
=
= 1.666,67
c. Jam
ke-III
·
Hewan
Diketahui :
Jumlah populasi = 3
LDP =
30 are = 3000 m²
LDS =
9 m²
Ditanya : KP = . . . ?
Penyelesaiaan : KP =
X
=
x
3
=
= 1.000
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
HASIL
Lokasi 1 (posisi
di tengah)
Jam ke
|
Jenis tumbuhan
|
Jumlah
|
Jenis hewan
|
Jumlah
|
11.20-11.50
|
1. Putri malu (Mimosa
pudica)
2. Rumput jarum
(chrysopogon aciculata)
3. Jukut pahit
(Axonopus compressus)
4. Rumput teki
(Cyperus rotundus)
|
9
±
207
±
135
36
|
1. Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus)
2. Semut
rang-rang (Oecophylla smaragdina)
3. Ulat
bulu (Lymantridae)
|
10
7
3
|
12.20-12.50
|
1. Putri malu (Mimosa
pudica)
2. Rumput jarum
(chrysopogon aciculata)
3. Jukut pahit
(Axonopus compressus)
4. Rumput teki
(Cyperus rotundus)
|
9
±
207
±
135
36
|
1. Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus)
2. Semut
rang-rang (Oecophylla smaragdina)
3. Ulat
bulu (Lymantridae)
4. Kupu-kupu
(Appias libythea)
|
8
5
2
3
|
13.20-13.50
|
1. Putri malu (Mimosa
pudica)
2. Rumput jarum
(chrysopogon aciculata)
3. Jukut pahit
(Axonopus compressus)
4. Rumput teki
(Cyperus rotundus)
|
9
±
207
±
135
36
|
1. Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus)
2. Semut
rang-rang (Oecophylla smaragdina)
3. Ulat
bulu (Lymantridae)
4. Tawon
(Xylocopa latipes)
5. Belalang
(Dissosteira carolina)
|
5
1
1
2
2
|
Lokasi 2 (poisi di
sebelah barat)
Jam ke
|
Jenis tumbuhan
|
Jumlah
|
Jenis hewan
|
Jumlah
|
11.20-11.50
|
1. Rumput jarum
(Andropogon Aciculatus)
2. Jukut pahit (Axonopuus
compressus)
3. Rumput malela
(Brachiria mutica)
|
±
86
±
306
±
234
|
1. Jangkrik
(Gryllidae)
2. Laba-laba (araneos
diad)
3. Belalang cokelat
(Dissosteira carolina)
|
2
2
3
|
12.20-12.50
|
1. Rumput jarum
(Andropogon Aciculatus)
2. Jukut pahit
(Axonopuus compressus)
3. Rumput malela
(Brachiria mutica)
|
±
86
±
306
±
234
|
1. Jangkrik
(Gryllidae)
2. Laba-laba (araneos
diad)
3. Belalang cokelat
(Dissosteira carolina)
|
2
1
2
|
13.20-13.50
|
1. Rumput jarum
(Andropogon Aciculatus)
2. Jukut pahit
(Axonopuus compressus)
3. Rumput malela
(Brachiria mutica)
|
±
86
±
306
±
234
|
1. Belalang cokelat
(Dissosteira carolina)
2. Laba-laba (araneos
diad)
3. Jangkrik
(Gryllidae)
|
1
1
1
|
Lokasi 3 ( posisi di
sebalah timur)
Jam ke
|
Jenis tumbuhan
|
Jumlah
|
Jenis hewan
|
Jumlah
|
11.20-11.50
|
1.
Jukut pahit (Axonopus compressus)
2.
Rumput malela (Brachiria mutica)
3.
Rumput israel (Asystasia
coromandeliana)
4.
Temu wiyang (Emilia sonchifoli)
5.
Rumput jarum (Andropogon
aciculatus)
|
1. Semut hitam
(Dolichoderus thoracicus)
2. Semut rang-rang
(Oechophylla smaragdina)
3. Nyamuk (Aedes
albopictus)
4.Kupu-kupu (Appias
libythea)
5. Jangkrik (Gryllus
assimilis
6. Kaki seribu
(Trigoniulus sp.)
7. Lalat hijau (Lucilia
sericata)
8. Lalat daging
(Sarcophagidae)
9. Ulat bulu
(lymantridae)
10. Belalang coklat
(Dissosteira carolina)
|
±
135
±
72
4
10
2
3
2
3
2
3
|
|
12.20-12.50
|
1.
Jukut pahit (Axonopus compressus)
2.
Rumput malela (Brachiria mutica)
3.
Rumput israel (Asystasia
coromandeliana)
4.
Temu wiyang (Emilia sonchifoli)
5.
Rumput jarum (Andropogon
aciculatus)
|
1. Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus)
2. Semut
rang-rang (Oechophylla smaragdina)
3. Lalat
daging (Sarcophagidae)
4. Kupu-kupu
(Appias libythea)
5. Kaki
seribu (Trigoniulus sp.)
6. Ulat
bulu (lymantridae)
|
± 99
± 54
3
5
3
1
|
|
13.20-13.50
|
1.
Jukut pahit (Axonopus compressus)
2.
Rumput malela (Brachiria mutica)
3.
Rumput israel (Asystasia
coromandeliana)
4.
Temu wiyang (Emilia sonchifoli)
5.
Rumput jarum (Andropogon
aciculatus)
|
±
450
±
80
±
70
±
3
±
10
|
1. Semut
hitam (Dolichoderus thoracicus)
2. Semut
rang-rang (Oechophylla smaragdina)
3. Kupu-kupu
(Appias libythea)
4. Kaki
seribu (Trigoniulus sp.)
|
±
63
±
27
1
1
|
3.2.
PEMABAHASAN
Di alam terdapat organisme hidup (makhluk hidup) dan lingkungan yang saling berinteraksi atau berhubungan erat tak
terpisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Di dalam sistem tersebut
terdapat dua aspek penting yaitu arus energi (aliran energi) dan daur materi
atau disebut juga daur mineral ataupun siklus bahan disamping adanya sistem
informasi. Aliran energi dapat terlihat pada struktur makanan, keragaman biotic
dan siklus bahan (yaitu pertukaran bahan-bahan antara bagian yang hidup dan
tidak hidup). Sistem tersebut disebut ekosistem. (Irwan, 1992)
Pada dasarnya, ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik.
A.G.Tansley, seorang ahli ekologi berkebangsaan Inggris, mengatakan bahwa
hubungan timbal-balik antara komponen biotik dan abiotik di alam merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, gangguan terhadap
salah satu komponen akan mempengaruhi keseluruhan komponen tersebut.(Pitriana,
2008)
Komponen biotik merupakan semua makhluk hidup yang ada dalam suatu
ekosistem. Tumbuhan, hewan, dan manusia merupakan contoh komponen biotik.
Produsen adalah semua organisme yang mampu membuat makanannya sendiri. Konsumen
adalah semua makhluk hidup yang bergantung pada produsen sebagai sumber
energinya. Dekomposer adalah semua makhluk hidup yang memperoleh nutrisi dengan
cara menguraikan senyawa-senyawa organik yang berasal dari makhluk hidup yang
telah mati. (Pitriana, 2008)
Komponen abiotik adalah semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Contoh
komponen abiotik diantaranya adalah intensitas cahaya, suhu, air, tipe tanah
atau batuan, ketersediaan mineral serta substansi organik lainnya, dan suplai
gas, seperti oksigen, karbondioksida dan nitrogen. Komponen abiotik sangat
penting untuk makhluk hidup. Kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang
biak bergantung pada beberapa (Pitriana, 2008)
Dalam pendekatan ekologi, komponen-komponen ekosistem dipelajari secara
menyeluruh dalam enam jenjang yang berbeda. Dimulai dari individu, populasi,
komunitas, ekosistem, bioma, dan terakhir adalah biosfer. Individu adalah suatu
makhluk hidup tunggal yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Misalnya seorang
manusia, seekor gajah, satu pohon jeruk, dan lain-lain. Sekelompok individu
dari spesies yang sama akan membentuk populasi. Selanjutnya,, berbagai populasi
dari spesies yang berbeda hidup bersama dalam sebuah komunitas.
Komunitas-komunitas yang berbeda dapat ditemukan dalam satu kelompok yang
memiliki ciri khas tersendiri membentuk ekosistem. Berbagai ekosistem yang
terdapat di wilayah geografis yang sama dengan iklim dan kondisi lingkungan
yang sama akan membentuk bioma. Akhirnya, semua bioma yang ada di bumi akan
membentuk tingakatan tertinggi dalam jenjang kehidupan, yaitu biosfer. Biosfer
adalah lapisan tipis pendukung kehidupan yang membentuk kulit bumi. (Pitriana,
2008)
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui jenis organisme (tumbuhan dan hewan) pada
ekosistem darat dan untuk mengeahui kepadatan/kerapatan populasi berdasarkan
metode penelitian. Kepadatan populasi adalah hubungan antara jumlah penduduk
per satuan luas atau volume ruang yang ditempati pada waktu tertentu. Ada dua
hal yang memengaruhi perubahan kepadatan populasi suatu organisme pada suatu
daerah/tempat, yaitu: Adanya individu yang datang atau individu yang lahir dan
adanya individu yang pergi atau individu yang mengalami kematian.
Apabila
luas daerah tetap, jumlah penduduk yang datang lebih banyak dari yang pergi
serta jumlah penduduk yang lahir lebih banyak dari yang mati, maka dikatakan
kepadatan populasi meningkat sebaliknya jika penduduk yang pergi lebih banyak
dari yang datang, dan yang mati lebih banyak dari yang lahir, maka kepadatan
populasinya dikatakan menurun. Adapun kepadatan populasi dipengaruhi oleh: Kematian
(mortalitas), kelahiran (natalitas) dan perpindahan (migrasi).
Pengamatan
mengenai pengaruh faktor biotik pada ekosistem darat didapatkan hasil bahwa pada
lokasi 1 di peroleh jenis tumbuhan yang beranekaragam, diantaranya putri malu
dengan jumlah 9, rumput jarum dengan jumlah
, jukut pahit dengan jumlah ±135 dan
rumput teki dengan jumlah 36. Adapun jenis hewan yang diperoleh pada pengamatan
pertama adalah semut rang-rang dengan jumlah 7, ulat bulu dengan jumlah 3, pada
pengamatan kedua terdapat jenis hewan semut hitam dengan jumlah 8, semut
rang-rang dengan jumlah 5, ulat bulu dengan jumlah 2, dan kupu-kupu dengan
jumlah 3. Pada pengamatan ketiga adalah semut hitam dengan jumlah 5, semut
rang-rang dengan jumlah 1,ulat bulu dengan jumlah 1, tawon dengan jumlah 2, dan
belalang dengan jumlah 2.
Hasil pengamatan pada lokasi 2
diperoleh jenis tumbuhan yaitu rumput jarum dengan jumlah 86 dan jukut pahit dengan
jumlah ±306. Sedangkan jenis hewan yang diperoleh dari pengamatan pertama jangkrik dengan jumlah 2, laba-laba dengan
jumlah 2,dan belalang coklat dengan jumlah 3. Pada pengamatan kedua di peroleh
jenis hewan jangkrik dengan jumlah 2,laba-laba dengan jumlah 1,dan belalang
coklat dengan jumlah 2. Sedangkan pada pengamatan ketiga diperoleh jenis hewan
jangkrit dengan jumlah 1, laba-laba dengan jumlah 1,dan belalang coklat dengan
jumlah 1.
Hasil
pengamatan pada lokasi 3 diperoleh jenis tumbuhan yaitu jukut pahit dengan
jumlah ±450,rumput malela dengan jumlah
± 80, temu wiyang dengan jumlah 3,rumput israel dengan jumlah ±70 dan
rumput jarum dengan jumlah 10. Jenis hewan pada pengamatan pertama yaitu semut
hitam dengan jumlah ±135,semut merah dengan jumlah ±72, nyamuk dengan jumlah 4, kupu-kupu dengan
jumlah 10, jangkrik dengan jumlah 2, kaki seribu dngan jumlah 3, lalat hijau
dengan jumlah 3, lalat daging dengan jumlah 3, ulat bulu dengan jumlah 1, belalang
coklat denga jumlah 1, pada pengamatan kedua jenis hewan yang di peroleh yaitu
semut hitam dengan jumlah ±99, semut
merah dengan jumlah ± 54, lalat daging dengan jumlah 3, kupu- kupu dengan
jumlah 5, dan kaki seribu dengan jumlah 1, ulat bulu dengan jumlah 1. Pada
pengamatan ketiga diperoleh jenis hewan yaitu semut hitam dengan jumlah ±63, semut merah dengan jumlah ±27, kupu-kupu dengan jumlah 1, dan kaki
seribu dengan jumlah 1.
Besarnya ke
Dari hasil pengamatan populasi
tumbuhan, lokasi 3 merupakan lokasi yang mempunyai keanekaragaman jenis tumbuhan
yang tinggi yaitu berjumlah 5 jenis tumbuhan, dibandingkan dengan lokasi 1 yang hanya memiliki 4 jenis tumbuhan
dan lokasi 2 yang mempunyai 3 jenis
tumbuhan. Banyak sedikitnya jenis tumbuhan yang hidup di masing-masing lokasi dipengaruhi oleh cahaya matahari, kesuburan (tipe
tanah), dan kelembaban.
Lokasi
3 berada di tempat yang teduh karena dinaungi oleh beberapa pepohonan yang
besar dan tingkat kesuburan tanah lebih tinggi dibandingkan lokasi 1 dan lokasi
2. Lokasi 1 berada di tengah lokasi pengamatan, mempunyai kondisi tanah yang
cukup kering tetapi masih ada beberapa pohon yang menaungi sehingga suhunya tidak terlalu panas sedangkan lokasi
2 berada di sebelah barat lokasi penagamatan, mempunyai kondisi tanah yang
kering serta tidak ada pohon yang menaunginya sehingga suhu di lokasi ini cukup
panas.
Kondisi
masing-masing lokasi berdampak pada jumlah tumbuhan yang tumbuh di area
tersebut. Banyaknya tumbuhan yang ada di lokasi 3 berdampak pada banyaknya jenis
hewan dalam area ini, terlihat dari hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa jenis
hewan paling banyak ditemukan di lokasi 3, karena hewan-hewan ini memperoleh
makanan dari rumput-rumput yang berada di lokasi tersebut. Di lokasi ini
terdapat banyak jenis tumbuhan dan hewan dibandingkan dengan 2 lokasi
lainnya.
Faktor
kesuburan tanah juga berpengaruh terhadap jumlah populasi yang terdapat di
tiap-tiap lokasi, baik populasi tumbuhan maupun populasi hewan karena keduanya
melakukan aksi interaksi dan beradaptasi dengan lingkungan yang tersedia.
Selain faktor kesuburan tanah, suhu juga mempunyai pengaruh terhadap jumlah
populasi yang terdapat pada tiap-tiap lokasi terutama populasi hewan. Dari
hasil pengamatan pada ke 3 lokasi yang diamati, antara pengamatan pertama
sampai ketiga cendrung didapati bahwa populasi hewan semakin berkurang seiring
dengan kondisi lingkungan yang semakin panas.
BAB
IV
PENUTUP
3.1.KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :Jenis tumbuhan yang
terdapat pada lokasi 1 adalah putri malu, jukut pahit, rumput jarum dan rumput
teki dan jenis hewan yang terdapat dianataranya semut hitam, semut rang-rang,
ulat bulu, kupu-kupu, tawon dan belalang
a.
Jenis tumbuhan yang terdapat pada lokasi
2 adalah rumput jarum, jukut pahit, dan rumput malela sedangan hewan yang
terdapat adalah jangkrik, laba-laba dan belalang cokelat.
b.
Jenis tumbuhan yang terdapat pada lokasi
3 adalah jukut pahit, rumput malela, rumput israel, temu wiyang, dan rumput
jarum sednagkan hewan yang terdapat diantaranya semut hitam, semut rang-rang,
nyamuk, kupu-kupu, jangkrik, kaki seribu, lalat hijau, lalat daging, ulat bulu
dan belalang cokelat.
c.
Kepadatan populasi tumbuhan di lokasi
satu adalah 1.333,33 populasi/m2 sedangkan kepadatan populasi hewan
pada pengamatan pertama adalah 1.000 populasi/m2, pengamatan kedua
sebanyak 1.333,33 populasi/m2 dan penagamatan ketiga sebanyak
1.666,67 populasi/m2.
d.
Kepadatan populasi tumbuhan di lokasi
dua adalah 1.000 populasi/m2, sedangkan kepadatan populasi hewan
dari pengamatan pertama sampai ketiga adalah 1.000 populasi/m2
e.
Kepadatan populasi tumbuhan di lokasi
ketiga adalah 1.000 populasi/m2 sedangkan kepadatan populasi hewan
pada jam pertama adalah 2.666,67 populasi/m2, pengamatan kedua
sebanyak 1.666,67 populasi/m2 dan pengamatan ketiga sebanyak 1.000
populasi/m2.
3.2.SARAN
Sebaiknya dalam melakukan sebuah
pengamatan, ketelitian pengamat lebih ditingkatkan sehingga hasil yang
diperoleh lebih akurat.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A. 2003.
Biologi Edisi Dua Jilid Tiga. Jakarta
: Erlangga.
Fried, G. H. 2005. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember : University Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar