Sabtu, 11 Januari 2014

kejutan indah

Siapa yang menyangka aku pernah menaruh hati kepadamu? Dengan segala ketidak pedulianku, dengan semua sikap acuh ku selama ini.
Aku begini karena ku sedang berusaha menyembunyikan rasa ini, mencoba untuk menghapus semua tentang mu yang telah terekam dalam memori otakku, mungkin ini bodoh! Tapi apa mau dikata, cinta tak bisa dipaksakan dan kita pun tak dapat mengatur harus kepada siapa kita jatuh cinta.
                Bertahan dengan rasa yang menyiksa ini, kau kira mudaah? Tidaak!! Aku tersiksa melihat kedekatan kalian, aku cemburu! Tapi lagi-lagi aku tak bisa berbuat apa-apa selain diam dan mencoba tegar, terutama didepan mereka.


Namanya Randy. Sosok penuh pesona, berperawakan tinggi, putih, hidung mancung, mempunyai lesung pipit. Nyaris sempurna. tidak heran banyak yang mengaguminya dan banyak yang ingin dekat dengannya, termasuk aku.

Si kapten basket yang juga sainganku di kelas itu memang idola, tidak hanya rupawan dia juga berprestasi. Benar-benar idaman.

Aku sudah lama mengagumi sosok itu, sudah lama. Bahkan sebelum dia mengenal Dinda, orang yang kerap kali membuat ku cemburu belakangan ini.
Bagaimana? Apa tidak menyesakkan melihat tiap hari orang yang kamu sukai selalu bersama orang lain? Akupun merasakannya. Terlebih orang tak lebih dulu mengenal Randy dibanding aku.

“Mel, Sandy itu ganteng ya? Pintar lagi” puji Dinda.
Tuh kan, dia muji-muji.. ah, Dinda pasti menyukai Sandy. Huh.
“eeemm.. menurutmu?” jawabku singkat
“yaa, menurutku ganteng banget, benget banget malah. Ya kan? Menurutmu bagaimana?”
“iya ganteng” akhirku menyembunyikan kecemburuan.
"cocokkan sama aku?" lanjutnya lagi.
dan aku pun terdiam. nyesek mendengar perkataan Dinda!

@@@

Dinda.. Dinda.. apa dia tidak tau aku menyukai Randy? Apa dia tidak peka? ya, bukan salah dia. kenapa aku egois seperti ini? Dinda berhak mendekati Randy, dan aku tidak boleh menghalanginya. Aku bukan  siapa-siapa Randy kan? kenyataan itu memang pahit ya.

Hari pembagian rapor tiba. Aku dan Randy mempunyai jumlah nilai sama. Kami berdua menempati peringkat pertama di kelas. Ah, lagi-lagi aku tak dapat mengalahkannya. Kita seimbang.
Aku kesal sekaligus menambah kekagumanku. Kagum dengan sosok idola yang pintar ini. kenapa aku mengaguminya??

“selamat ya Mel. Kita seimbang lagi. Dan aku belum bisa mengalahkan mu” ucap Randy ramah sambil menjabat tanganku.

Dia selalu bisa membuat perasaan ku tak karuan. Dengan keramahannya itulah ia selalu membuatku salah tingkah. 
“sama-sama, senang bersaing denganmu”  ujar ku .

@@@

“kamu beruntung banget Mel, bisa dekat dengan Randy” celetuk Rina disuatu hari.
“aku gak dekat, biasa aja” jelasku.
“kamu bisa ngaku gitu, tapi aku liat kedekatan kalian. aku tau keakraban kalian. Beruntung kamu Mel. Susah loh akrab dengan Sandy”.  tegas Rina panjang lebar.

Akrab? Bukannya yang akrab dengan Randy itu Dinda? Iyaa.. aku memang sering mengobrol dengan Randy masalah Pr, basket dan lainnya. Tapi .. Huh sudahlah tak perlu ku tanggapi perkataan Rina, itu hanya membuat GR saja.

@@@

Jam istirahat tiba. semua keluar kelas. Tinggallah aku sendiri yang menjadi penghuni kelas. Dinda juga.. tumben-tumbennya dia keluar.. biasanya dia selalu mengobrol denganku masalah Randy ketika jam istirahat. Aneeh, tak seperti biasanya kelas sepi seperti ini. benar-benar hanya aku di dalamnya.

Tiba-tiba Randy masuk, dia menghampiriku.
“Mel, aku mau bicara sesuatu” ucapnya dengan senyuman indah yang selalu terlihat saat dia berbicara.
“aku? Gak salah.. biasanya kamu nyari Dinda. Dia tadi keluar” jawabku sekenanya sambil tersenyum
“Mel, aku nyari kamu. Aku mau bicara sama kamu. Bukan Dinda” 

Ku lihat Sandy serius. Ada hal penting apa yang akan ia ucapkan? ah, lagi-lagi sorot mata itu menimbukan banyak pertanyaan dalam benakku. Bukan pertama kalinya dia begini. 1 bulan yang lalu juga dia begini, katanya ingin mengatakan sesuatu tapi akhirnya dia batalkan, tidak penting katanya.

Aku belum selesai dengan pertanyaan-pernyataan di otakku. Tiba-tiba...  Randy duduk di depanku, memberikan ku sekuntum bunga mawar merah.
Aku heran, aku menatapnya..
Dan bertanya “ma..ma..war untuk..k ku?” tanyaku gugup
“untuk orang yang selama ini kukagumi” jawabnya tersenyum seraya memberikan mawar itu.
'Deeeeg', "apakah ini mimpi?" batinku. aku merasakan tubuhku seperti kesetrum, ada desiran halus menyelinap dalam hatiku. ah, senyuman itu... 

Randy melanjutkan perkataannya.
“aku menyukaimu Mel, bolehkah aku mencintaimu dengan caraku? Izinkan aku menyayangimu”
Astagaa, apa yang ku dengar barusan? jika ini hanya khayalanku, tolong sadarkan aku!  Aku menunduk. tak kuasa melihat sorot mata teduh itu.
“maksudmu?” ucapku seolah tak mengerti.
“aku sayang kamu Mel, dari Dulu.. mau gak kamu jadi pacarku? Menerima aku untuk jadi bagian penting dari hidupmu?”

Seketika itu teman-teman kelasku masuk dan mereka berterik “terima terima!! Ayoo Mel terima ajaa”..

laah, kenapa ini? dan mereka? apa mungkin mereka sengaja meninggalkanku sendirian di kelas? apa mereka telah merencanakan semua ini? apa mungkin? ah, aku bingung!
Ku arahakan pendanganku ke teman-teman yang bersorak ramai. Ku melihat sosok Dinda yang  tengah tepuk tangan dan berterik “terimaa Mel... ayoo terima ajaaa...”

bukankah Dinda menyukai Randy, lalu?

Belum selesai aku dengan kebingunganku, Dinda menghampiriku dan duduk disampingku.
“Mel kemarin aku memang dekat dengan sandy, tapi itu Cuma di depanmu. Untuk memanas-manasi kamu. Supaya kamu sadar, kalo kamu suka sama Randy. Yaa.. habisnya kamu selama ini tak pernah peduli sama dia.” jelas Dinda sepertinya dia tau kebinganku.

“jadi...”

“iyaa mel” Randy tersenyum. Aku mau tau apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau enggak. Tapi dengan berpura-pura dekat dengan Dinda pun aku gak tau jawabannya. Aku gak tau apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau enggak..”

“seharusnya kamu gak perlu seperti itu.” Kataku
 Iya aku salah. Caraku tidak berhasil”
“itu rencanaku!” celutuk Dinda sambil tersenyum merekah
“aku gak mau mengulur waktu seperti sebulan yang lalu ketika aku hendak membicarakan hal ini padamu. Aku gak mau mengagumimu dalam diam lagi. Dan aku memberanikan diriku berkata seperti ini, mengungkapkan semuanya. Apa kamu mau jadi pacarku Mel? Ucap Randy mengulang pertanyaannya”.

Hari ini merupakan hari terbahagia bagiku, ternyata cintaku juga cintanya
“iyaa, Randy..  Aku mau jadi pacarmu” ucapku lirih sambil menunduk malu.

“Ciieeee,,,!!” terdengar suara teman-temanku serempak bersorak. Astaga aku sampai lupa banyak orang disini. Hihi..
Inilah kenyataan menyenangkan dan penuh kejutan. Aku merasa bersalah telah cemburu dengan Dinda.. ternyataa rasaku tidak hanya rasaku, rasaku juga rasanya. Tuhan.. terima kasih kejutan hari ini :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar