Siapa yang menyangka aku pernah
menaruh hati kepadamu? Dengan segala ketidak pedulianku, dengan semua sikap
acuh ku selama ini.
Aku begini karena ku sedang
berusaha menyembunyikan rasa ini, mencoba untuk menghapus semua tentang mu yang
telah terekam dalam memori otakku, mungkin ini bodoh! Tapi apa mau dikata,
cinta tak bisa dipaksakan dan kita pun tak dapat mengatur harus kepada siapa
kita jatuh cinta.
Bertahan dengan rasa yang menyiksa ini, kau kira mudaah? Tidaak!! Aku tersiksa
melihat kedekatan kalian, aku cemburu! Tapi lagi-lagi aku tak bisa berbuat
apa-apa selain diam dan mencoba tegar, terutama didepan mereka.
Namanya Randy. Sosok penuh
pesona, berperawakan tinggi, putih, hidung mancung, mempunyai lesung pipit.
Nyaris sempurna. tidak heran banyak yang mengaguminya dan banyak yang ingin
dekat dengannya, termasuk aku.
Si kapten basket yang juga
sainganku di kelas itu memang idola, tidak hanya rupawan dia juga berprestasi.
Benar-benar idaman.
Aku sudah lama mengagumi sosok
itu, sudah lama. Bahkan sebelum dia mengenal Dinda, orang yang kerap kali
membuat ku cemburu belakangan ini.
Bagaimana? Apa tidak menyesakkan
melihat tiap hari orang yang kamu sukai selalu bersama orang lain? Akupun
merasakannya. Terlebih orang tak lebih dulu mengenal Randy dibanding aku.
“Mel, Sandy itu ganteng ya?
Pintar lagi” puji Dinda.
Tuh kan, dia muji-muji.. ah,
Dinda pasti menyukai Sandy. Huh.
“eeemm.. menurutmu?” jawabku
singkat
“yaa, menurutku ganteng banget,
benget banget malah. Ya kan? Menurutmu bagaimana?”
“iya ganteng” akhirku menyembunyikan kecemburuan.
"cocokkan sama aku?" lanjutnya lagi.
dan aku pun terdiam. nyesek mendengar perkataan Dinda!
@@@
Dinda.. Dinda.. apa dia tidak tau
aku menyukai Randy? Apa dia tidak peka? ya, bukan salah dia. kenapa aku egois seperti ini? Dinda berhak mendekati Randy, dan aku tidak boleh
menghalanginya. Aku bukan siapa-siapa Randy kan? kenyataan itu memang pahit ya.
Hari pembagian rapor tiba. Aku
dan Randy mempunyai jumlah nilai sama. Kami berdua menempati peringkat pertama
di kelas. Ah, lagi-lagi aku tak dapat mengalahkannya. Kita seimbang.
Aku kesal sekaligus menambah
kekagumanku. Kagum dengan sosok idola yang pintar ini. kenapa aku mengaguminya??
“selamat ya Mel. Kita seimbang
lagi. Dan aku belum bisa mengalahkan mu” ucap Randy ramah sambil menjabat
tanganku.
Dia selalu bisa membuat perasaan ku tak karuan. Dengan keramahannya itulah ia selalu membuatku salah tingkah.
“sama-sama, senang bersaing
denganmu” ujar ku .
@@@
“kamu beruntung banget Mel, bisa
dekat dengan Randy” celetuk Rina disuatu hari.
“aku gak dekat, biasa aja” jelasku.
“kamu bisa ngaku gitu, tapi aku
liat kedekatan kalian. aku tau keakraban kalian. Beruntung kamu Mel. Susah loh
akrab dengan Sandy”. tegas Rina panjang lebar.
Akrab? Bukannya yang akrab dengan Randy itu Dinda? Iyaa.. aku memang sering mengobrol dengan Randy masalah Pr,
basket dan lainnya. Tapi .. Huh sudahlah tak perlu ku tanggapi perkataan Rina,
itu hanya membuat GR saja.
@@@
Jam istirahat tiba. semua keluar kelas. Tinggallah aku sendiri yang menjadi penghuni
kelas. Dinda juga.. tumben-tumbennya dia keluar.. biasanya dia selalu mengobrol
denganku masalah Randy ketika jam istirahat. Aneeh, tak seperti biasanya kelas
sepi seperti ini. benar-benar hanya aku di dalamnya.
Tiba-tiba Randy masuk, dia
menghampiriku.
“Mel, aku mau bicara sesuatu”
ucapnya dengan senyuman indah yang selalu terlihat saat dia berbicara.
“aku? Gak salah.. biasanya kamu
nyari Dinda. Dia tadi keluar” jawabku sekenanya sambil tersenyum
“Mel, aku nyari kamu. Aku mau
bicara sama kamu. Bukan Dinda”
Ku lihat Sandy serius. Ada hal
penting apa yang akan ia ucapkan? ah, lagi-lagi sorot mata itu menimbukan banyak pertanyaan dalam benakku. Bukan pertama kalinya dia begini. 1 bulan
yang lalu juga dia begini, katanya ingin mengatakan sesuatu tapi akhirnya dia
batalkan, tidak penting katanya.
Aku belum selesai dengan
pertanyaan-pernyataan di otakku. Tiba-tiba... Randy duduk di depanku,
memberikan ku sekuntum bunga mawar merah.
Aku heran, aku menatapnya..
Dan bertanya “ma..ma..war
untuk..k ku?” tanyaku gugup
“untuk orang yang selama ini
kukagumi” jawabnya tersenyum seraya memberikan mawar itu.
'Deeeeg', "apakah ini mimpi?" batinku. aku merasakan tubuhku seperti kesetrum, ada desiran halus menyelinap dalam hatiku. ah, senyuman itu...
Randy melanjutkan perkataannya.
“aku menyukaimu Mel, bolehkah aku
mencintaimu dengan caraku? Izinkan aku menyayangimu”
Astagaa, apa yang ku dengar barusan? jika ini hanya khayalanku, tolong sadarkan aku! Aku
menunduk. tak kuasa melihat sorot mata teduh itu.
“maksudmu?” ucapku seolah tak mengerti.
“aku sayang kamu Mel, dari Dulu..
mau gak kamu jadi pacarku? Menerima aku untuk jadi bagian penting dari
hidupmu?”
Seketika itu teman-teman kelasku
masuk dan mereka berterik “terima terima!! Ayoo Mel terima ajaa”..
laah, kenapa ini? dan mereka? apa mungkin mereka sengaja meninggalkanku sendirian di kelas? apa mereka telah merencanakan semua ini? apa mungkin? ah, aku bingung!
Ku arahakan pendanganku ke
teman-teman yang bersorak ramai. Ku melihat sosok Dinda yang tengah tepuk tangan dan berterik “terimaa Mel... ayoo terima ajaaa...”
bukankah Dinda menyukai Randy, lalu?
Belum selesai aku dengan kebingunganku,
Dinda menghampiriku dan duduk disampingku.
“Mel kemarin aku memang
dekat dengan sandy, tapi itu Cuma di depanmu. Untuk memanas-manasi kamu.
Supaya kamu sadar, kalo kamu suka sama Randy. Yaa.. habisnya kamu selama ini tak
pernah peduli sama dia.” jelas Dinda sepertinya dia tau kebinganku.
“jadi...”
“iyaa mel” Randy tersenyum. Aku
mau tau apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau enggak. Tapi dengan
berpura-pura dekat dengan Dinda pun aku gak tau jawabannya. Aku gak tau apakah cintaku bertepuk sebelah tangan atau enggak..”
“seharusnya kamu gak perlu seperti itu.”
Kataku
Iya aku salah. Caraku tidak
berhasil”
“itu rencanaku!” celutuk Dinda
sambil tersenyum merekah
“aku gak mau mengulur waktu seperti sebulan yang lalu
ketika aku hendak membicarakan hal ini padamu. Aku gak mau mengagumimu dalam
diam lagi. Dan aku memberanikan diriku berkata seperti ini, mengungkapkan
semuanya. Apa kamu mau jadi pacarku Mel? Ucap Randy mengulang pertanyaannya”.
Hari ini merupakan hari
terbahagia bagiku, ternyata cintaku juga cintanya
“iyaa, Randy.. Aku mau jadi pacarmu” ucapku lirih sambil menunduk malu.
“Ciieeee,,,!!” terdengar suara
teman-temanku serempak bersorak. Astaga aku sampai lupa banyak orang disini.
Hihi..
Inilah kenyataan menyenangkan dan
penuh kejutan. Aku merasa bersalah telah cemburu dengan Dinda.. ternyataa rasaku tidak hanya rasaku, rasaku juga rasanya. Tuhan.. terima kasih kejutan hari ini :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar