Minggu, 12 Januari 2014

LANGKAH (puisi. karya D.Zawawi Imron)

langkah-langkah tersuruk kabut. menapak
rute-rute peta yang samar. remuk. menyandang
kutuk tengah dibentuk--kebutaan mengamuk,
menyusun ambruk demi ambruk menumpuk;
petaka memang sedang menggila!



telah kami sahuti seruan khotbah. anehnya,
jalan-jalan seperti garis pengantar tak jelas;
sepi tak mati meski sekian tahun diperangi
anyir-amis mengendap menyegat dalam hiruk
sadis terselubung yang rutin menciptakan

balon warna-warni pada tiap ulang tahun
dijulurkan tangan badut-badut penghibur
dengan senyum santun. dibarengi kata-kata manis
tingkah-tingkah menggelikan. akrobat-karobat
hebat menggiring penonton lena melupakan

laut yang dicemari. udara yang ditaburi polusi
hutan yang diberangus. serta sawah menghampar
yang diperah tak bernaga ketika pasar menjerit
gusar disabet pisau pemotong daging para tukang jagal
rasanya lam sudah kami, jauh berjalan

mengubur masa lalu. meretas kelabu. namun
bau dupa terus merebak kentalkan salam maut
hingga tak terpahami lagi,

kaki-kaki kami melangkah atau terperosok
jebakan yang teramat lembut untuk disebut
dusta dan kekejian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar