Sabtu, 11 Januari 2014

Pacarku, Idolaku

Handsome! You are so sweet boy!, beperawakan tinggi, putih, mata cokelat, rambut ala-ala artis korea, pintar, cool, ah, perfect!! Gak salah donk aku mengaguminya? Siapa yang gak kagum dengan Agus afriansyah? Benar-benar cowok ideal dan idaman, gayanya ituloh... yang bikin semua cewek-cewek di sekolahan histeris karena kagum!  Dia sederhana but itu keren!!

            Misalkan dia nembak aku ni yaa, gak pake lama deh langsung aku terimaa, hhaha tapi mana mungkinlah itu sebuah kemustahilan, aku berani bilang gini juga karena aku tau itu tak akan pernah terjadi!!
Sosok itu berjalan mendekatiku.......
            “hy, sendirian aja kamu?”  sosok idola itu menyapaku, ya Tuhan...
            “eh, iy..... iyaa” jawabku gugup setengah tak percaya. Seperti ketiban bintang dari langit mendengar sapaan itu, mimpi apa yah aku semalam?? -__-
            “tumben, kenapa gak ngumpul bareng mereka?” tanyanya sambil memandang teman-temanku di depan kelas sana.
            “enggak, lagi pengen sendiri aja, kamu sendiri ngapain kesini?” jawabku sok jutek padahal hatiku tengah berbunga-bunga.... sumpah demi apa, aku senang sekali!!
            “emang kenapa, gak boleh, wajar donk?” jawabnya sambil tersenyum...
Senyumannya ituloh, membuat wajah rupawannya semakin menawan.......
 eeittss.. tunggu! Dia bilang wajar?
“wajar kenapa? kamu tukang gombal ternyata, penilaianku selama ini salah donk” :O
“aduh cerewet, gak berubah ya kamu dari dulu, aku ini ka pacarmu, wajar donk jika aku menghampiri pacarku sendiri” jawabnya sambil tersenyum  melihat tingkahku
Merasa aneh dengan ucapnnya aku langsung meninggalkan agus tanpa permisi dan langsung menuju kelas.  Bayangkan saja apa yang ia katakan? Di mengaku sebagai pacarku? whaaatt? Pacar? Agus afriansyah itu pacarku? Sumpah loe? Gue gak mimpi kan? Tuhkan.. karena perkataan gombalnya tadi, aku jadi berfikiran aneh seperti ini, jelas-jelas dia bukan pacarku, astagaaa windaa.. sadar win, kataku dalamm hati mencoba menyadarkan diri dengan menepuk-nepuk pipiku.

“hy winda..”  sapa amel seraya menghampiriku yang duduk sendirian di bangku kelas
“iyah mel”jawabku sambil tersenyum
“eh, itu si agus duduk sendirian di sana, kasian tau, pergi temenin gih”
“akuuuu mel? Kataku seraya menunjuk diriku, ih, malu. Emang aku siapanyaa”
“hey, loe udh putus sama Agus? Kapan? kenapa? Kok gak cerita?”
“putus apaan sih, orang aku gak pernah pacaran sama dia, kamu apa-apaan sih”
“kamu serius win, jangan bercana deh”
“gue serius”
“jangan pura-pura lupa ingatan windaa, agus itukan pacarmu sejak 2 tahun yang lalu, kalian jadian tepat di hari valenntine, ia membawakan kamu bunga mawar merah dan menyatakan perasaanya di depan kami semua sebagai bukti keseriusannya, kamu ingatkan?”
Aku terdiaam, kedengarannya aku gak asing dengan cerita itu
“win, saat itu kamu memang menyukai Agus dan kamu memintanya untuk membuktikan cintanya padamu, setelah agus menyatakan cintanya didepan kami semua, kamu percaya dan menerimanya, jadilah kalian sepasang kekasih sejak 2 tahun yang lalu, duh win jangan sandiwara deh” terang Amel panjangg bengett.
astagaaa, aku baru sadaaar... aku baru ingat semua ituu..
“iya Amel, gue ingat kok, mana mungkin lupa dengan kejadian bersejarah itu” jawabku berbohong
“yaudaah, kamu kesana yah kasian tuh agus sendirian, gue keluar dulu”

Begoo begoo begoo!!! gue apa-apaan siih, gw amnesia? kenapa jadi ling lung gini, gerutu ku dalam hati. Aku terbawa arus cerita dalam novel yang ku buat sendiri, dimana novel itu menceritakan aku yang mengidam-idamkan seorang, dan laki-laki idaman itu ku ibaratkan sebagai agus supaya aku bisa mendalami peran dalam cerita, tapi kenapa aku sampai  lupa bahwa di dunia nyata agus adalah pacarkuu sendiri?
Apa kata Agus yaa, tadi aku meninggalkannya tanpa permisi dengan muka yang terlihat marah seperti tadi? Pasti dia menyangka aku cemberut lagi, aku harus kesana dan memperbaiki semuanyaa, sebelum terlambat.

Aku menghampiri Agus, dan duduk dibangku yang berhadapan dengannya, seperti semulaa, sambi tersenyum, "ehem" sapaku.
Mungkin dia merasa aneh, dengan perubahan sikapku, tapi ah... biar saja ini kulakukan untuk memperbaiki semuanyaa
“kamu kenapa win? Marah? Emang aku salah apa sih?
“enggak salah apa-apa” jawabku tersenyum. ah, seperti orang gila saja tingkahku ini.
Dia pun balas tersenyum, “ pergi tanpa permisi seperti tadi maksudnya apa?” ucapnya minta penjelasan.
 “aku kan Cuma ngetes kamu, kamu sabar atau enggak dengan sikapku yang seperti itu” jawabku ngarang, untung saja perkataanku tadi tidak memperlihatkan jelas bahwa aku sempat melupakannya sebagai pacarku. Sumpaaah, ini diluar kesengajaan, aku terbawaa ceritaa. Sorry ya agus afriansyaaah.. :)
“tapi buktinya aku sabar kan? Itu kamunya aja yang sering gak percaya”
“wajar donk, semua butuh pembuktian kan? Tapi sekarang aku  percaya deeh, maaf yaa”
“iya, gak apa-apa. aku senang kamu gak marah-marah lagi, jelek tau ntar cepat tua” ledeknyaa

Dduhh, diledekin kan? Biar deh yang penting masalahnya selesai, haduh haduhh.. untung agus orangnya baik, itu yang kusuka darinya, dan aku sangat menyayangiya.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar