Handsome! You are
so sweet boy!, beperawakan tinggi, putih, mata cokelat, rambut ala-ala artis
korea, pintar, cool, ah, perfect!! Gak salah donk aku mengaguminya? Siapa yang gak kagum dengan Agus afriansyah? Benar-benar cowok ideal dan idaman, gayanya
ituloh... yang bikin semua cewek-cewek di sekolahan histeris karena kagum! Dia sederhana but itu keren!!
Misalkan dia nembak aku ni yaa, gak
pake lama deh langsung aku terimaa, hhaha tapi mana mungkinlah itu sebuah
kemustahilan, aku berani bilang gini juga karena aku tau itu tak akan pernah
terjadi!!
Sosok itu berjalan
mendekatiku.......
“hy, sendirian aja kamu?” sosok idola itu menyapaku, ya Tuhan...
“eh, iy..... iyaa” jawabku gugup
setengah tak percaya. Seperti ketiban bintang dari langit mendengar sapaan itu,
mimpi apa yah aku semalam?? -__-
“tumben, kenapa gak ngumpul bareng
mereka?” tanyanya sambil memandang teman-temanku di depan kelas sana.
“enggak, lagi pengen sendiri aja,
kamu sendiri ngapain kesini?” jawabku sok jutek padahal hatiku tengah
berbunga-bunga.... sumpah demi apa, aku senang sekali!!
“emang kenapa, gak boleh, wajar donk?”
jawabnya sambil tersenyum...
Senyumannya
ituloh, membuat wajah rupawannya semakin menawan.......
eeittss.. tunggu! Dia bilang wajar?
“wajar kenapa?
kamu tukang gombal ternyata, penilaianku selama ini salah donk” :O
“aduh cerewet, gak
berubah ya kamu dari dulu, aku ini ka pacarmu, wajar donk jika aku menghampiri
pacarku sendiri” jawabnya sambil tersenyum
melihat tingkahku
Merasa aneh dengan
ucapnnya aku langsung meninggalkan agus tanpa permisi dan langsung menuju
kelas. Bayangkan saja apa yang ia
katakan? Di mengaku sebagai pacarku? whaaatt? Pacar? Agus afriansyah itu
pacarku? Sumpah loe? Gue gak mimpi kan? Tuhkan.. karena perkataan gombalnya
tadi, aku jadi berfikiran aneh seperti ini, jelas-jelas dia bukan pacarku,
astagaaa windaa.. sadar win, kataku dalamm hati mencoba menyadarkan diri dengan
menepuk-nepuk pipiku.
“hy winda..” sapa amel seraya menghampiriku yang duduk
sendirian di bangku kelas
“iyah mel”jawabku
sambil tersenyum
“eh, itu si agus
duduk sendirian di sana, kasian tau, pergi temenin gih”
“akuuuu mel?
Kataku seraya menunjuk diriku, ih, malu. Emang aku siapanyaa”
“hey, loe udh
putus sama Agus? Kapan? kenapa? Kok gak cerita?”
“putus apaan sih,
orang aku gak pernah pacaran sama dia, kamu apa-apaan sih”
“kamu serius win,
jangan bercana deh”
“gue serius”
“jangan pura-pura
lupa ingatan windaa, agus itukan pacarmu sejak 2 tahun yang lalu, kalian jadian
tepat di hari valenntine, ia membawakan kamu bunga mawar merah dan menyatakan
perasaanya di depan kami semua sebagai bukti keseriusannya, kamu ingatkan?”
Aku terdiaam,
kedengarannya aku gak asing dengan cerita itu
“win, saat itu
kamu memang menyukai Agus dan kamu memintanya untuk membuktikan cintanya
padamu, setelah agus menyatakan cintanya didepan kami semua, kamu percaya dan
menerimanya, jadilah kalian sepasang kekasih sejak 2 tahun yang lalu, duh win
jangan sandiwara deh” terang Amel panjangg bengett.
astagaaa, aku baru
sadaaar... aku baru ingat semua ituu..
“iya Amel, gue
ingat kok, mana mungkin lupa dengan kejadian bersejarah itu” jawabku berbohong
“yaudaah, kamu
kesana yah kasian tuh agus sendirian, gue keluar dulu”
Begoo begoo
begoo!!! gue apa-apaan siih, gw amnesia? kenapa jadi ling lung gini, gerutu ku dalam hati.
Aku terbawa arus cerita dalam novel yang ku buat sendiri, dimana novel itu
menceritakan aku yang mengidam-idamkan seorang,
dan laki-laki idaman itu ku ibaratkan sebagai agus supaya aku bisa mendalami
peran dalam cerita, tapi kenapa aku sampai lupa bahwa di dunia nyata agus adalah pacarkuu
sendiri?
Apa kata Agus yaa,
tadi aku meninggalkannya tanpa permisi dengan muka yang terlihat marah seperti
tadi? Pasti dia menyangka aku cemberut lagi, aku harus kesana dan memperbaiki
semuanyaa, sebelum terlambat.
Aku menghampiri Agus,
dan duduk dibangku yang berhadapan dengannya, seperti semulaa, sambi tersenyum, "ehem" sapaku.
Mungkin dia merasa
aneh, dengan perubahan sikapku, tapi ah... biar saja ini kulakukan untuk
memperbaiki semuanyaa
“kamu kenapa win?
Marah? Emang aku salah apa sih?
“enggak salah
apa-apa” jawabku tersenyum. ah, seperti orang gila saja tingkahku ini.
Dia pun balas
tersenyum, “ pergi tanpa permisi seperti tadi maksudnya apa?” ucapnya minta penjelasan.
“aku kan Cuma ngetes kamu, kamu sabar atau
enggak dengan sikapku yang seperti itu” jawabku ngarang, untung saja
perkataanku tadi tidak memperlihatkan jelas bahwa aku sempat melupakannya
sebagai pacarku. Sumpaaah, ini diluar kesengajaan, aku terbawaa ceritaa. Sorry
ya agus afriansyaaah.. :)
“tapi buktinya aku
sabar kan? Itu kamunya aja yang sering gak percaya”
“wajar donk, semua butuh pembuktian kan? Tapi sekarang aku percaya deeh, maaf yaa”
“iya, gak apa-apa.
aku senang kamu gak marah-marah lagi, jelek tau ntar cepat tua” ledeknyaa
Dduhh, diledekin
kan? Biar deh yang penting masalahnya selesai, haduh haduhh.. untung agus
orangnya baik, itu yang kusuka darinya, dan aku sangat menyayangiya.... :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar