Sabtu, 11 Januari 2014

Ketika Cinta Terungkap

Jangan habiskan waktumu untuk hal yang belum pasti !
Namun kali ini ku tertipu ! ku kalah ! mengapa harus ku jatuh hati kepadanya? Mengapa harus rasa ini muncul kepadanya? Mengapa harus muncul? Mengapa? Aku tak mau !!~ apa yang terjadi pada diriku? Aku didera rasa cemburu...?? #bodoh ! apa hakku? aku bukanlah siapa-siapa baginya.. bukan siapa-siapaa !! dia dirinya... begitu serasi !!

vivi terus saja menulis kata demi kata di buku hariannya itu, menuangkan isi hati yang berkecamuk dalam dada, dia sedang patah hati #hikshiks. Karena lelaki yang selama ini di incarnya ternyata lebih dekat dengan temannya sendiri ! dia cemburu !!
senin kemarin, vivi memergoki Nino sang idamannya itu ternyata curi-curi pandang terhadap temannya, dan vivi merasa sangat cemburu karena dia tau siapapun yang melihat Susan temannya pasti akan jatuh hati kepadanya.

          “apa yang harus kulakukan kini? Aku disini bersama kegalauanku, bersama derai air mata, menangisimu? Namun pedulikah kau? Sadarkah kau? Aku mencintaimu, begitu menyayangimu>>>”

Coretan-coretan puisi patah hati vivi di selembar kertas, eh.. bukan selembar tapi berlembar-lembar. Namun itu tak juga berubah menjadi penawar sakit yang ia rasa, vivi terus saja menangis sambil menulis di kertas- kertas itu.
          Betapa tidak dia sudah bertahun-tahun menyimpan rasa terhadap Nino, namun sayang.. vivi tak pernah mampu mengunggapkan  itu, rasa malu yang menghalanginya untuk menyatakan cinta.

Vivi adalah gadis cerdas, dia cantik, kulitnya putih, dia tinggi dan rambutnya yang terurai panjang membuat ia semakin menawan, selain kecantikannya dia juga berbudi luhur dan pandai bersosialisasi, dia sosok gadis yang perfect,  banyak lelaki yang menyatakan cinta padanya, tapi vivi tak pernah  menggubris mereka. karena satu alasan, Nino. tentu saja.

          Dari dulu hingga sekarang hatinya sudah untuk Nino seorang, Nino adalah teman sekelasnya, dia anak yang pinter, baik, ganteng dan aktif dalam berbagai organisasi, dia  juga anak yang tak banyak bicara, tak suka mengumbar rasa. Dan itu yang membuat vivi menyukainya.

“tak mudah menyimpan rasa ini, tak mudah mencintaimu dalam diam seperti ini, ku ingin kau mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, ku ingin kau mengerti rasa dalam diriku ini” kembali tulisan-tulisan Vivi di kertas-kertas itu, entah sudah berapa lembar kertas yang dia pergunakan untuk mengungkapkan perasaan hatinya itu, kali ini dia benar-benar kecewa.

          Sebenarnya Nino sering bersama temen wanitanya yang lain, karena dia anak yang aktif berorganisadi jadi mempunyai banyak teman dan itu tak pernah membuat vivi cemburu, namun kali ini.. tatapan mata Nino yang curi-curi pandang dengan temannya itu begitu mengiris hatinya, nino tak pernah seperti ini sebelumnya, bertahun-tahun dia bersama nino, baru kali ini vivi melihat nino curi-curi pandang... !! mungkin dia benar-benar mencintainya, apalagi informasi dari seorang temannya ternyata Nino juga meminta nomor hp temannya itu,dia tak pernah seperti ini sebelumnya, dia berbeda dengan cowok lain, ini bukti kalo nino benar-bener mencintainya, sampai-sampai dia bela-belakan meminta nomor hpnya.... !!

Entah berapa lama vivi menangis dan berhenti menulis di buku diarynya itu, tau-tau pagi sudah menjelang, vivi dibangunkan oleh mbok nah
“non.. bangun... sudah pagi” kata mbok nah seraya menepuk tangan vivi pelan.
Vivi terbangun, dia membuka matanya yang sembab karena menangis semalaman. Untunglah matanya tak terlalu bengkak sehingga tak ada yang mengetahui semalam dia menangis, termasuk mbok nah
“papa mama udah berangkat, bi?
”udah non, tadi bibi mau ngebangunin tapi ibu sama bapak tidak mengizinkan, takut tidurnya non terganngu” jelas mbok nah
“ow yaudah mbok, gak apa-apa” vivi segera mandi dan siap-siao berangkat sekolah.
Di sekolah.
Vivi masuk kelas dan duduk sambil membaca novelnya, Nino menghampirinya
“vi,  sendirian aja nih, tumben gak keluar” sapanya, nino memang akrab dengan vivi
“males aja”jawabnya singkat tak menoleh sedikitpun kepada nino
“kok gitu, keluar yuk” ajaknya
“gak, loe aja” jawabnya masih tak berkutik dengan novel di depannya.

sebenarnya vivi sangat ingin melihat nino dan menatapnya, dia sangat merindukan pujaan hatinya itu, namun dia  menahannya, karena semakin nino dekat dengannya semakin sakit pula hati vivi.

Diseberang sana, nino heran dengan perubahan sifat vivi yag terbilang dingin pagi itu, biasanya vivi anak yang periang, ramah dan tak penyendiri seperti itu, “apa mungkin dia sedang serius dengan cerita novelnya itu?” fikir nino dalam hati.
“hai bro ! loe kenapa muka kusut kayak pakaian belum di setrika aja” sapa Doni sahabat Nino yang suka ceplas ceplos.
“ah, loe doni.. loe gak liat Nino gak sama princesnya pasti dia kesepian, hahaha” balas anton
“huss ! kalian apa-apan sih ! udah deh jangan mulai” nino angkat bicara
“eh, sob kalo loe memang suka sama si vivi udah nyatain aja, ntar keburu diambil orang baru tau rasa loe”
“bener tu no’, jangan sampai terlambat loe”.
Ya... Nino memang suka sama vivi, eh bukan suka lagi tapi CINTA, sudah lama dia memendam rasanya, rasa senang bersamanya, debaran jantung ketika bersamnaya, rasa cemburu ketika vivi bersama yang lainnya. Tapi Nino tak pernah mampu mengungkapkannya.
“loe tau sendiri kan ton’ gue sama vivi tuh ibarat langit sama bumi, dia terlalu sempurna buat gue”
“aduh bro, loe sama vivi itu cocok alias serasi bro ! loe tau kan semua si lina, asri, juliet, leha, semuanya itu ngincer loe ! loe itu keren bro, yaa.. walaupun gak sekeren gue sih, hahaha...” celetuk doni
“dasar loe doni !! loe sama nino jauh friend...  kerenan nino kemana-manalah ! pede loe !, tapi bro bner juga yang di bilang doni, loe itu keren, gak akan ada cewek yang nolak loe ! jamin gue”
“tapi ini vivi bro, dia beda.. ! bayangin aja dia udah cantik, pinter, baik, kaya, ah.. sempurna menurut gue, mana mungkin dia suka sama gue”.
“lah lah...  emang menurut loe, loe gimana? Loe gak keren? Grup kita gak da yang jelek bro ! ganteng semua, walaupun tetap gue yang paling ganteng, ! loe juga pinter, baik sudah pasti, kaya gak usah ditanya lagi semua orang udah tau itu !”
Percakapanpun berlanjut, anton dan doni berusaha meyakinkah nino akan keserasiannya dengan  vivi, karena menurut mereka 2 sejoli itu sangat serasi.
Di tangah percakapan mereka, susan pun datang,
“kak nino, plashdisk susan mana?”
“eh iya... ini.. jawab nino sambil mengambil plasdisk di saku bajunya dan memberikannya kepada susan, makasih ya”
“okke kak, sama-sama” susan pun kembali ke kelasnya.
“gak salah loe dekat sama susan?” jangan bilang loe banting stir ke susan”
“nino.. jangan gitu donk bro, susan itu inceren gue bro !”
“haha,, gak usah khawatir loe, susan itu sepupu gue”
“yang bener  loe?”
“bener lah”

Vivi yang seketika itu keluar kelas mendengar semua percakapan mereka,
Jadii ?? susan itu sepupunya? Bisik vivi dalam hati, terbersit rasa senang dalam hatinya, ternyata kecemburuannya itu salah.
Tapi? Untuk apa nino curi-curi pandang dengan susan kemarin-kemarin? Bisa sajakan nino menyukainya? Masih bingung dengan pikirannya sendiri, susan datang mengagetkannya.
“jangan melamun ! entar kesambet loe !! hahaha...”
“eh.. enggak koq” jawab vivi tersentak kaget eiya, tadi ku dengar kamu minta plashdisk dari nino ya?”
“iya, kemarin tuh kak nino minjem plashdisk gue”
“kakak?”
“iyalah, kak nino itu sepupu gue.. gak nyangka kan loe?
“i.. iya, yang benar? Tanya vivi berpura-pura padahal dia sudah mendengar percakapan nino tadi
“iya gue aja gak nyangka ! makanya hari senin kemarin waktu gue kesini kak nino mandangin gue gituu? Gue kira kenapa...
“emang kenapa?”
“mungkin dia gak nyangka kalo punya sepupu secantik gue, haha... “
“emang kalian belum saling akrab, gitu?”
“boro-boro akrab, gue baru tau kalo punya sepupu bernama nino dan sekelas ama loe dari kakak gue, kak nino juga gitu dia baru tau punya sepupu namanya susan yang cantik jelita ini, makanya hari senin itu gue kesini mau liat kak nino,”
“ow.. gituu.. kayaknya nino suka deh ama loe” kata vivi dengan suara parau
“haha.. suka? Please deh ! gak kalee. Tau gak? aku lagi PDTK sama anton, teemennya itu.. ssstt.. jangan berisik ya, kata susan setengah berbisik. Lagian  Dia kan sudah.... ooupps hampir ajaa.. !” hehe
“suvevo? nino sudah?? sudah apa sih?”
“suveve ! kalo masalah kak nino addadewh rahasia, ntar juga loe tau sendiri, byee gue balik duluu” kata susan sambil berlari menuju kelasnya
“susaaann !! ah, bikin penasaran aja.”

Bersambung....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar